Rabu, 09 Mei 2012

hambatan komunikasi pada organisasi sekolah

Hambatan komunikasi pada organisasi sekolah
1)   Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan. Misalnya : guru memberikan tugas kepada siswa, tetapi pesan yang disampaikan guru tersebut bersifat ambigu, sehingga menyebabkan salah persepsi antara guru dan siswa.

2)   Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb. Misalnya : musim hujan memicu terjangkitnya penyakit, seperti flu, guru menjelaskan materi ketika guru dalam kondisi sakit flu, guru tersebut tidak bisa menyampaikan pesan secara efektif sehingga menyebabkan siswa tidak paham denga pesan yang disampaikan guru tersebut. Atau kondisi siswa  sebagai komunikan yang kurang baik sehingga tidak bisa menerima pesan dengan baik.

3)   Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan. Misalnya guru mengajar siswa dalam keadaan emosi atau sedang ada masalah pribadi tentu emosi itu terbawa ketika guru tersebut mengajar, sehingga guru  tersebut seringt marah-marah dalam menyampaikan materi.

4)   Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan. Contohnya siswa merasa malu ketika ingin menyampaikan pesan kepada kepala sekolah, siswa tersebut merasa tidak percaya diri sedikit canggung  sehingga tidak bisa menyampaikan pesan secara leluasa dan pesan tersebut tidak efektif.

5)   Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi. Misalnya seorang guru akan melaksanakan kegiatan dengan guru lain, antara kedua guru tersebut sebelumnya  terjadi masalah pribadi sehingga komunikasi antara kedua guru tersebut tidak efektif.

persiapan dalam rapat LSM

Dalam rapat besar sebuah sebuah LSM.
·         Tanggal, Waktu, dan Tempat
Hal ini dipersiapkan bertujuan agar para peserta rapat dapat hadir. Karena apabila ketentuan ini tidak disesuaikan atau ditetapkan para peserta rapat akan banyak yang tidak menghadiri rapat.
·         Kepanitiaan rapat
Yang dimaksud kepanitiaan adalah pembentukan sie-sie yang dapat melancarkan jalannya rapat dan ketua rapat agar rapat berjalan dengan lancer dan kondusif serta membuat susunan rapat yang akan dilaksanakan
·         Materi rapat
Materi rapat perlu dipersiapkan agar semua peserta rapat mengerti apa yang dibicarakan dalam rapat tersebut.
·         Perlengkapan
Perlengkapan yang dimaksud seperti ATK,LCD,KURSI,meja dan lain-lain, karena ini merupakan alat pendukung dalam jalannya rapat.
·         Konsumsi
Konsumsi ini disediakan agar peserta rapat tidak bosan dalam jalannya rapat dan konsumsi berupa makanan berat dan snack.

skema komunikasi pendidikan

Jawaban:








Text Box: MuridText Box: GuruText Box: Wakasek KurikulumText Box: Wakasek KesiswaanText Box: Kepala SekolahText Box: Lembaga Pendidikan / Sekolah / Yayasan Kota Surabaya                                                                                                 Kurikulum



                                                                               



                                                                                Kurikulum yang digunakan










 

                                                feedback                          Pembelajaran





Penjelasan :

1). Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.

2).  Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.

3). Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.

4). Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.

5). Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

Komunikasi pembelajaran didunia pendidikan.
·         Skema diatas menjelaskan bentuk komunikasi di dunia pendidikan yang berkaitan dengan kurikulum dan materi yang disampaikan ke seorang pelajar. pertama kurikulum dibuat oleh departemen pendiddikan nasional kemudian di infarmasikan kepada sekolah-sekolah dengan kepala sekolah sebagai pusat informasinya dan sebagai komunikator. Setelah itu kepala sekolah menyampaikan informasi tersebut kepada wakasek kesiswaan dan wakasek kurikulum dengan menggunakan media rapat  yang kemudian dipakai oleh semua guru sebagai komunikan.  kurikulum yang dipakai dan teakhir guru membuat silabus sebagai media pembelajaran dan melakukan pembelajaran kepada murid dengan media LCD dan sebagainya sesuai kurikulum yang berlaku. Setelah itu para murid melakukan feedback dengan memperhatikan materi yang diberikan oleh guru serta menanggapinya atau menyimpannya.